Kamis, September 03, 2009

Musibah ini Ujian atau Adzab?


Brrrggg....sore itu Rabu tanggal 1 September 2009 kurang lebih pukul 14.55 WIB telah terjadi gempa tektonik berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di Samudera Indonesia di kawasan Tasikmalaya. Getaran gempa tersebut terasa sampai seluruh wilayah Jawa Barat, Banten, Jakarta, bahkan hingga wilayah Semarang Jawa tengah. Kontan kejadian tersebut membuat masyarakat panik. Ada yang berlarian ke sana kemari, yang keluar dari salon, cukurannya belum selesai, bahkan saking paniknya ada yang keluar rumah gak sempat pakai celana, ada pasien lari keluar RS sambil membawa sendiri botol infusnya, gedung-gedung banyak yang retak, rumah-rumah roboh,korban jiwa mulai berjatuhan, korban material sudah tak terhitung, ribuan bangunan rusak berat, termasuk fasilitas komunikasi, penerangan, dan lain-lain. Rasanya masih segar ingatan dahsyatnya musibah tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 yang Masya Alloh...luar biasa korban jiwa dan material, tahun 2005 terjadi gempa besar yang melanda Yogyakarta, dengan korban jiwa dan material yang juga cukup besar. Setiap kali musibah besar menimpa kita, negeri ini menangis, meratap, mohon ampun pada Alloh...namun Yaa Alloh..setelah berlalu, banyak yang kembali lalai, seolah tak pernah ada hal-hal yang diambil pelajaran dari kajadian-kejadian tersebut. Belum lagi bencana-bencana lain seperti musibah transportasi, banjir, kriminalitas dengan modus operandi baru, munculnya aliran-aliran sesat, terorisme berikut fitnah yang menimpa ummat ini. Sementara para pemimpin sedang berselisih bagaimana mengelola negeri ini, para politisi ramai-ramai berebut pengaruh dan posisi, di sisi lain kesenjangan ekonomi yang makin melebar membuat sebagian orang tidak (kuat menahan) sabar memilih jalan pintas demi perut yang lapar atau memang ada juga yang rakus..

Saya kadang merasa kita ini seperti anak bandel yang ketika mendapatkan hukuman dari ortu kita, tobat-tobat minta ampun, tapi begitu selesai yaa ngulangi lagi kelalaian-kelalaian yang sama, begituu terus. Apa kita ini seperti orang bebal yang sudah nggak mempan lagi peringatan atau nasihat, bahkan dari Alloh SWT sendiri, Yang Menghidupkan dan Mematikan kita? Yang Memberi Rizqi kita? Saya yakin sekali bahwa Alloh sangat sayang pada kita (bahkan Kasih SayangNYa melebihi kemurkaanNya), sehingga sebandel apapun kita masih diberi peringatan dengan caraNya..sudah tahu kalo posisi geografis negeri ini di atas pertemuan dua lempeng benua Austro - Asia(demikian kata ahli geologi) sehingga tentu potensi terjadi gerakan lempeng kerak bumi sangat besar yang efeknya yaa gempa itu, namun kelakuan kita ini terlalu berani meremehkan, bahkan menantang Alloh, setidaknya lalai (ma'af kalau kata-kata saya agak 'lebay' ya?...). Saya juga yakin Sabda Nabi saw, “Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dgn besarnya ujian, dan
sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya” (At-Tirmidzi). ”Tidaklah musibah menimpa seorang... mukmin berupa penderitaan, kesusahan, penyakit, kesedihan bahkan kegelisahan, kecuali Allah menghapuskan
kesalahannya” (Muslim)...
Namun jika terlalu banyak kedzoliman maka bisa jadi yang terjadi merupakan apa yang Alloh firmankan: "Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka
sedang tidur?Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?

Saya berharap rahmat dan hidayah di bulan Ramadhon ini mampu menembus relung hati orang-orang masih terlupa, mudah-mudahan mushibah ini membawa kebaikan, penyadaran manusia kepada Penciptanya. Semoga saja...